Selasa, 26 Februari 2013

Jangan Ganggu Aku, Akhy

Bismillaah...
Sekuat apapun iman seseorang, pasti akan mengalami penurunan..
Lelaki adalah salah satu ujian terberat bagi seorang wanita (begitupun sebaliknya) tapi ketahuilah jeritan hati kami wahai ikhwan...

Ikhwan, tolong..
jangan ganggu kami lagi dgn pertanyaan yg tdk berguna, toh hanya akan merusak dan mengikis hati kami, sangat sulit menghindarinya (tak dijawab, dibilang sombong lha, kalau dijawab, ehh.. si ikhwan malah ketagihan)..

Ikhwan.., ketahuilah, kamu hanya membuang buang waktu dan pulsamu, sebaiknya hemat lah pulsamu agar bisa menabung untuk masa depan dgn istrimu..

Ikhwan.., tolong jangan tatap kami dgn tatapan indah namun membinasakan itu, toh itu hanya akan membuat kami jantungan, karena jantung berdetak tak sesuai jalur..
Alangkah sedihnya istrimu jika mengetahui kau telah mengumbar keindahan matamu pada setiap wanita..

Ikhwan.., tolong jangan biarkan kami mencintai kalian, begitu pula kalian mencintai kami, toh hanya akan menipiskan hati kita..
Betapa kasihannya pasangan kita nanti, menemukan hati yg telah rusak, yg tdk baru, yg terkikis karena cinta kpd selainnya..

Ikhwan.., bantulah kami menjaga hati. kami tdk ingin mencintai kalian melebihi cinta kami kpdNya..
Setiap hari hanya akan teringat pada wajah kalian..
Padahal kami seharusnya mengingat Dia yg menciptakan wajah elok kalian..

Ikhwan, jika ingin dicintai akhwat, kalian tak perlu mengahabiskan pulsa, uang, waktu bahkan energi..
Perbaikilah shalat mu, bacaan dan hafalan qur'anmu, dan rajinlah ke masjid..
Maka percayalah ikhwan, akhwat shalihah akan berharap memilikimu..

Bantu lah kami menjaga hati.. :)

***

Sabtu, 23 Februari 2013

~''Wahai Ikhwan Yang Melukis Rindu Atas Kedamaian Surga''~



Bismillaah...

Wahai ikhwan yg melukis rindu atas kedamaian surga,
Atas nama Rabb ku, aku ingin mencintaimu karenaNya,
Mengukir nama indahmu di bawah langit cintaNya,
Menulis hikmah dari pertemuan aku dan dirimu di atas sajadah cinta.

Andai harus ku jabarkan bait hati yang tersembunyi seperti akhwat lainnya,
Sungguh, tak cukup waktu yg Tuhan titipkan untuk semua cerita,
Hingga aku termasuk akhwat yang mer
ugi karenanya.

Atas nama titah Tuhan ku, cukup ku cintaimu dgn sederhana,
Sepanjang hidup, aku ingin akidah kasih yg ada ini di ridhoiNya,
Tak perlu bagi ku kau sampaikan gemuruh rindu itu dalam nyata,
Cukuplah kau jaga hijab ku tanpa kata cinta sebelum ikrar yg direstuiNya.

Jika hati ini harus marah karena diam mu untukku,
Sungguh, jangan kau dekati hati yg tak pernah menghargaimu ini,
Jika lisan ini di penuhi cela karena bisu yg istiqamah dari mu untukku,
Demi Allah, aku merugi atas kidung cinta Tuhan yg tak pernah ku kenali.

Terasing diri ini, jika nafsu itu menyelimuti,
Bersimpuh dalam renungan pada hubungan yg salah ini,
Meruginya raga jika harus kau buktikan cinta mu dgn pernyataan cinta atas hati.
Karena cukuplah dalam diammu, bukti mahabbah rindu untukku.

Namun, bila suatu hari kau datang dgn kalimah cinta,
Saat sebelum kau mengkhitbah ku ya, ikhwan,
Aku takut kau salah memaknai cinta karenaNya,
Cara kita yg salah menempatkan cinta,
Hingga terjatuh pada lubang duniawi yg menyesatkan.

Sungguh, karena cinta ini aku malu pada Tuhan ku,
Tamparan cinta itu akan menjatuhkan harga diriku di sisiNya,
Seketika itu pula diri ini seakan tak berharga,
Karena kungkungan nafsu yg ku persembahkan pada mu,
Berlumur noda atas cinta yg bukan hak ku dan dirimu.

Wahai ikhwan yg menyentuh hati ku,
Aku tak mengenali cinta dalam lisan,
Karena bukan itu yang namanya cinta karenaNya.

Jika kau mencintai ku, cintai aku dalam diam mu,
Jaga hijab cinta antara kau dan aku,
Dan jika saatnya tiba, ketika Allah takdirkan aku untukmu,
Cinta sejati tak akan pergi,
Semoga inilah cinta karenaNya bersama ridhoNya.

Wahai hati yang disirami cahaya Rahman,
Menuju FirdausNya adalah impian dalam Mihrab cinta dari ku,
Satu-satunya taman terindah yang menguasai sukma di tiap nafas yang berlalu,
Hingga angan ingin ku melesat lebih jauh pada mahabbah-Nya bersama hadir mu.

Pasung hati ku, ya Rabbana,
Bunuh kata-kata cinta yang menjauhkan aku dariMu.

Ya, Muhaimin…
Jangan biarkan aku jatuh cinta pada selainMu,
Bila tak ada cinta dari kekasih-Mu yang merindukan FirdausMu
Cukuplah hidupku mengalir dalam mihrab cinta ku padaMu.

Ya AL Malik,
Hati ini tiada yang lain kecuali nama indahMu,
Sungguh, bilapun akan ada cinta lain di hidup ku,
Jaga hijab cinta ku sebagai mutiara yang terjaga di Altar cintaMu,
Sebelum kau pertemukan aku dan kekasih-Mu di istikharah cintaku.

Wahai Cahaya yang mengalirkan cinta,
Izinkan hatiku hanya berlabuh di atas lautan ridhoMu,
Izinkan hatiku hanya merindu kekasihMu,
Izinkan hatiku merindu lebih dalam pada mujahid- mujahidah cintaMu,
Izinkan mihrab cinta ini yaa, Rabbana.

Jumat, 22 Februari 2013

~"~Air Mata Cinta~"~




Bismillaah...

Air mata cinta itu jatuh mengalir, menganak sungai, membentuk guliran-guliran bening ketika kepala berada di tempat terendah. Bahkan lebih rendah dari Dubur sekalipun. Sujud menghamba dengan penuh kesadaran. Berserah diri dengan serendah-rendahnya. Mengabdi dengan sehina-hinanya. Menghiba dengan sefakir-fakirnya. Begitulah manusia yang sadar akan dirinya sebagai hamba.

Kehinaan di dunia akan menjadi kehormatan ketika kita berserah kepadaNya. Kefakiran di dunia akan menjadi sebuah kekayaan ketika kita mengabdi kepadaNya. Keangkuhan di dunia menjadi ketidak berdayaan ketika berada di hadapanNya. Semua predikat yang menggambarkan kedudukan tinggi kita di dunia menjadi tidak berguna.

Tidak ada yang berharga selain keimanan yang suci. Tidak ada yang penting selain ibadah kepadaNya. Keangkuhan menjadi ketidakberdayaan ketika berhadapan denganNya. Diri menjadi sebongkah tanah tak berharga.
Selalu ada ketulusan yang menjadi arus air mata cinta itu. Selalu ada keikhlasan dalam hati-hati tunduk. Seperti inilah para salafusshalih menggapai puncak keimanan tertinggi. Menjadi hamba yang penuh ketundukan dan pengabdian. Dari sinilah mereka mendapatkan energi dan semangat untuk hidup. Tidak takut akan rintangan yang datang membadai. Tidak pernah gentar dengan ujian yang datang menghempas. Karena mereka selalu sadar dan yakin, bahwa ketika Allah menciptakan ujian dan cobaan, maka Allah
pun pasti menciptakan kenikmatan dan kebahagiaan.


Air mata cinta selalu menghadirkan kesetiaan. Ikrar kesetiaan untuk berkorban. Ikrar yang tewajantahkan dalam sebuah perjuangan yang mendatangkan kemenangan. Kesetiaan yang mengantarkan jiwa-jiwa pengabdi menjadi pelaku sejarah dalam membangun peradaban mulia Al Islam. Menjadikannya orang-orang yang tidak rela hanya duduk mematung tanpa ada konstribusi amal dalam perjuangan suci.


Air mata cinta itu selalu melahirkan optimisme dalam bekerja. Ada keyakinan yang membaja dalam bertindak. Sehingga apa yang mereka kerjakan selalu diawali dengan ketulusan. Mengharap keridhaan dan keberkahan dari Sang Penguasa tujuannya. Kegagalan bukanlah menjadi sebuah isyarat untuk mereka berhenti berjuang. Mereka akan terus berjuang sampai mereka mendapatkan sebuah kebahagiaan dan kemenangan.


Air mata cinta, menglir dari mata seorang perkasa Umar bin Khattab ketika mendengarkan surat cinta dari Rabbnya. Sang
Singa Padang Pasir itu kini hanya menjadi manusia yang tidak memiliki kemampuan apa-apa dihadapan-Nya. Keperkasaan dan keangkuhan yang selama ini menguasai dirinya, berubah menjadi kelemah lembutan dan ketundukan jiwa. Kesombongan yang selama ini mengungkungnya, telah hancur berguguran dihantam badai keimanan.
Air mata Cinta, hanya akan dialirkan oleh mata-mata yang penuh kekhusukan. Ia hanya akan bisa dialirkan oleh mata yang memiliki tatapan cinta yang kuat. Bukan mata dengan tatapan liar.

Menangislah saudaraku. Menangislah. Karena sesungguhnya tangisan kita bukanlah tanda kehinaan dan kelemahan di dunia. Tapi tangisan kita menandakan bahawa kita adalah orang-orang yang kuat. Kita adalah manusia-manusia yang akan siap menjalani hidup. Walau dengan ujian dan rintangan yang bertubi sekalipun. Karena keyakinan bahwa Allah Sang Pengatur kehidupan akan selalu bersama kita. Ia telah menetapkan kehidupan untuk kita. Ia telah menentukan jalan dan arah langkah kita. Keyakinan inilah yang melahirkan ketidak ragu-raguan dalam menapaki hidup.
Menangislah atas nama cinta. Cinta kepada Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Bukankah seorang pecinta akan selalu menangis ketika curhat kepada sang kekasih? Bukankah seorang rakyat akan selalu merengek dan bersimpuh ketika ia meminta sesuatu yang ia butuhkan kepada rajanya? Kalau demikian, lalu apa yang membuat kita malu untuk menagis dihadapan Sang Maha Perkasa?
Bukankah Allah telah berjanji dalam Ayat sucinya, bahwa cinta kita kepadaNya pasti terbalas?

“.
.Dia mencintai mereka dan merekapun mencintainya, bersikap lemah lembut terhadap orang-orang beriman, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa-siapa yang dikehendaki. Dan Allah Mahaluas pemberianNya, Maha Mengetahui” (Al-Maidah : 54)
Lalu siapakah yang paling menepati janji selain Allah ?

Rabu, 20 Februari 2013

Masihkah Kau Mau Menjadi Bidadari?

“Masihkah Kau Mau Menjadi Bidadari?”
... Masihkah kau mau menjadi bidadari surga Allah … ya ukhti? Pertanyaan itu seolah semakin lama semakin menggema di ruang hati dan memenuhi seisi jiwa…
Wahai diri… Tahukah kau seperti apa sosok bidadari itu?

Di saat wanita bumi asyik dan sibuk mempercantik diri atau memperindah bentuk tubuh.. Mereka hamburkan uang demi satu kalimat yaitu “katakanlah bahwa wajahku cantik” Sedangkan Bidadari.. Lebih menyibukkan mempercantik iman dalam hati…dan memperindah akhlak layaknya muslimah sejati..

Di saat wanita bumi sibuk mencari cela dan saling membicarakannya… Bidadari akan lebih sibuk mencari celanya sendiri dan memperbaiki apa yg seharusnya diperbaiki…

Di saat wanita bumi lebih mudah menangis karena patah hati dengan pacarnya… Bidadari akan menangis ketika gejolak hatinya dicemburui Allah…

Di saat wanita bumi sering mengeluh ketika menghadapi masalah.. Bidadari akan kuat tetapi seiring dgn kepasrahan diri pada Allah..

Di saat wanita bumi hanya meratapi kekurangan diri.. Bidadari tak akan diam..dia bergerak agar kekurangan yang dimilikinya tak mematikan kesempurnaan dirinya yg lain… Dia akan terus bergerak..bergerak…bahkan mampu melebihi org yg punya kelebihan di atas darinya…

Di saat wanita bumi banyak menangis untuk ke sia2an… Bidadari bumi akan banyak menghabiskan airmatanya kepada Rabb nya…hingga kelak airmata itu dijadikan Allah sebuah telaga di surga…

Dan di saat wanita bumi memilih jln pintas untuk memenuhi hajat diri.. Bidadari bumi akan sabar menanti dalam keta’atan dan mengisinya dgn berbenah diri…

Wahai ukhti…hanya kekuatan diri dan mereka yg bersabar dalam keta’atan yg akan sanggup melewati ini dan menjadi bidadari…

Dan ukhti…masihkah kau mau menjadi bidadari Allah di muka bumi? ^^

***

semoga bermanfaat...
salam santun ukhuwah fillah..